JUBI --- Tokoh Agama Kristen di Nabire, Pdt. Daud Auwe, M.Div menilai Otonomi Khusus (Otsus) yang diberikan Pemerintah Indonesia merupakan sebuah sarana percepatan pemusnahan Orang Asli Papua (OAP). Kebijakan Otsus juga justru mempercepat termarginalisasinya OAP.
“Upaya pemusnahan terlihat dari kasus pembunuhan secara sistematik dan kekerasan negara secara terang-terangan yang terjadi selama ini. Misalnya kasus Pdt Kindeman Gire di Puncak Jaya, penembakan terhadap Melkias Agapa dan Abetnego Keiya di Nabire,” tutur Pdt. Daud Auwe, M.Div saat aksi demonstrasi yang diikuti ratusan orang di Kantor DPRD Nabire, Senin (4/4) kemarin.
Disebutkan, belum lagi 10 orang yang dibunuh secara misterius di Nabire, dan selama 4 tahun terakhir (2006 -2010) sebanyak telah mencapai 1435 orang. “Ini upaya pemusnahan dan marginalisasi Orang Asli Papua di era Otonomi Khusus ini,” ujar Auwe.
Yones Douw menambahkan, terciptanya budaya ketergantungan hidup dan mematikan ekonomi rakyat, buruknya sistem pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Papua adalah buah dari Otsus. “294 orang di Dogiyai meninggal karena diare pada tahun 2008, 42 orang di Debasiga meninggal karena malaria, 41 orang di Kabupaten Nduga meninggal karena kelaparan,” sebutnya.
Selain itu, hancurnya tatanan budaya asli Papua, penambahan populasi penduduk legal dan ilegal yang tidak terkontrol setiap tahun, kata Yones, semakin menambah persoalan hingga tiadanya proteksi terhadap orang asli Papua.
Ditegaskan, Unit Percepatan Pembangunanan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang kini dicanangkan oleh pemerintah pusat, hanya sebuah proses penipuan publik atas gagalnya Otsus di Tanah Papua. “UP4B itu tidak memiliki dasar hukum yang kuat, sedangka UU Otsus yang memiliki dasar hukum saja tidak dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah.” (Markus You)
http://tabloidjubi.com/index.php/daily-news/seputar-tanah-papua/11618-otsus-mempercepat-pemusnahan-oap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar