JUBI --- Terkait adanya penganiayaan oleh dua oknum TNI di Distrik Kurima terhadap seorang warga sipil, ditanggapi Pastor John Jonga, pegiat HAM Papua. Menurutnya, kesalahan terbesar dalam institusi militer bukan ada pada anak buah yang beroperasi di lapangan. Tapi, terletak peran komdan TNI. “Karena itu, Komdan TNI Batalyon Yonif, Pos Kurima perlu bertanggun jawab terhadap kesalahan anak buahnya yang menganiaya masyarakat sipil,” ujarnya, (16/6) di Jayapura.
Diberitakan sebelumnya, dua oknum TNI anggota Batalyon Yonif 756 Wim Anesili yang bertugas di Distrik Kurima Kabupaten Yahukimo telah menganiaya warga Kurima, Yani Meage (18) pada bulan yang lalu. Penganiayaan terjadi lantaran tidak membayar ongkos ojek oleh korban.
Kasus penganiayaan terhadap warga sipil di Kurima dipicu adanya keterlibatan oknum TNI berbisnis, sehingga ujungnya merugikan masyarakat sipil. “Peran TNI di Papua sudah sangat banyak, termasuk membaur diri dengan masyarakat untuk tugas tertentu di luar dari kewajiban yang sebenarnya,” kata pastor John.
Menurutnya, setiap kasus penganiyaan terhadap masyarakat sipil oleh TNI adalah pelanggaran hukum sehingga menyebabkan menurunnya wibawa dan kepercayaan masyarakat terhadap TNI yang bertugas di lapangan.
“Saya tidak terlalu mempersoalkan kesalahan oleh anggota TNI yang bertugas di lapangan. Tapi, menyoroti pemimpin atau Komdan TNI. Komdan harus bertanggung jawab setiap kesalahan anggotanya,” tutupnya. (Karolus)
http://tabloidjubi.com/index.php/daily-news/jayapura/12752-john-jonga--komdan-tni-kurima-perlu-bertanggung-jawab.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar